Sabtu, 06 Oktober 2007

SCM D-Cost Kemang

SCM - Supply Chain Management

Supply chain management (SCM) merupakan proses merencanakan, mengimplementasikan, dan mengatur operasi dari rantai pasokan secara efisien dengan seoptimal mungkin. SCM mengatur semua gerakan dan tempat penyimpanan bahan baku, penyimpanan sementara dan produk yang telah selesai diproduksi dari bentuk awal sampai bentuk yang bisa dikonsumsi.

SCM menyatukan jaringan dan infrastruktur komunikasi antara bisnis dan pemasok yang bertujuan untuk memastikan produk berada pada tempat, waktu, harga, dan kondisi yang tepat. Dengan mengimplementasikan peralatan canggih yang memungkinkan perusahaan untuk bertukar informasi (tingkat persediaan, trend penjualan, dan lain-lain). Dalam sebuah usaha untuk mengurangi waktu siklus, untuk memenuhi pesanan secara cepat, untuk meminimasi kelebihan persediaan, dan untuk meningkatakan pelayanan konsumen.

Dalam manajemen rantai pasokan harus berkonsentrasi pada masalah berikut:
  • Konfigurasi Jaringan Distribusi: jumlah dan lokasi pemasok, fasilitas produksi, pusat distribusi, gudang dan pelanggan.
  • Strategi Distribusi: Sentralisasi dibandingkan dengan desentralisasi, pengiriman langsung, Cross docking, strategi tarik dan dorong, perantara sarana orang ketiga.
  • Informasi: Mengintegrasikan sistem dan proses melalui rantai pasokan untuk membagi informasi yang berharga, termasuk tanda-tanda permintaan, peramalan, persediaan, transportasi, dan lain-lain.
  • Managemen persediaan: kuantitas dan lokasi dari persediaan termasuk bahan baku, produk setengah jadi dan produk jadi.
  • Aliran kas: mengatur jatuh tempo pembayaran dan metode yang digunakan untuk pertukaran uang dengan barang dalam rantai pasokan.

Manajemen rantai pasokan sekarang banyak didukung perusahaan sistem informasi. Biasanya pemakaian sistem ini umumnya menggunakan data base dalam memesan untuk memudahkan penyebaran data dan informasi dalam suatu rantai pasokan.

Penerapan rantai pasokan bertujuan untuk meningkatkan waktu pasar akan barang, menekan biaya, dan memperbolehkan keberadaan rantai pasokan untuk mengatur lebih sumber daya dan rencana untuk kebutuhan akan datang.

Kemang D-Cost
Untuk melengkapi pembelajaran kami tentang SCM (Supply Chain Manajemen), maka kami melakukan riset kecil berupa kunjungan ke Kafe Kemang D-Cost dengan hasil informasi dan analisa yang berhasil kami rangkum dibawah ini.

Supply Chain D-cost
Untuk pasokannya sumber bahan baku, D-Cost terdapat 2 jenis supply makanan yaitu: dari kolam D-Cost sendiri dan pemasok dari Muara Karang. Untuk sajian makanan air tawar seperti gurame ada persediaan di dalam kulkas untuk dua hari; sedangkan untuk sajian makanan selain gurame, akan disajikan dengan cara mengambil langsung dari kolam sehingga makanan akan lebih segar. Untuk pengecekan persediaan D-Cost masih dilakukan secara manual, yaitu pengecekan langsung secara tertulis. Akan tetapi untuk sistem pemesanan makanan telah menggunakan teknologi yang berguna untuk meminimasi waktu datangnya pesanan karena menggunakan PDA dengan proses kerja: pesanan diinput oleh waiter, dan data tersebut langsung terkirim (print-out) pada bagian kasir (untuk semua menu), bar (hanya menu minuman) dan dapur (hanya data makanan). Setelah data masuk di dapur, maka supply akan langsung dicek apakah masih ada stok atau tidak; jika tidak ada stok maka makanan di kolam pribadi maka supply akan dipesan dari pemasok dan makanan akan dinyatakan sold out, akan tetapi untuk makanan yang tersedia akan segera dibuat sesuai pesanan yang kemudian dikirim oleh runner langsung kepada konsumen untuk dinikmati. Begitu juga pada bagian bar untuk minuman.

Bagian office
Pada front office D-Cost terdiri dari supervisor (bertanggung jawab secara keseluruhan), kasir, waiter(input data baik manual maupun dengan PDA), runner(mengantarkan makanan dari dapur ke konsumen) dan receptionist. Kemudian pada back officenya terdiri dari chef(penanggung jawab dapur), cook, bagian gorengan, bbq, cook helper, checker(memastikan makanan diantar oleh runner sesuai dengan konsumen yang memesan), butcher(yang mempersiapkan bahan baku), steward(mencuci peralatan makan).

Skala Penilaian
Pengamatan Level Keterangan

  1. Kasir *** teliti, pemberian uang kembali tepat
  2. Waiter **** teliti, ramah, sopan
  3. Runner ** kurang responsif, kurang inisiatif, banyak waktu idle
  4. Kenyamanan *** Outdoor kurang penyejuk, banyak lalat; indoor nyaman
  5. Fasilitas **** Ruang tunggu ada majalah, koran dan TV; toilet bersih; parkir memadai
  6. Idle Time *** menunggu untuk memesan, makanan cepat tersaji, tagihan bill lama
  7. Biaya **** kompetitif
  8. Lokasi *** cukup strategis, konsumen baru cukup sulit menemukan lokasi
  9. Pasar **** Ada beberapa cabang, jumlah pengunjung banyak
  10. Makanan *** Lezat, kurang variasi
  11. Kuisioner * Tidak ada, hanya lisan
  12. Cara penyambutan *** Cukup ramah
  13. Cara pemesanan **** Mudah dan cepat
  14. Cara penyajian *** Kurang memenuhi standard restoran
  15. Cara pembayaran ** Bisa elektronik, cukup lama meminta tagihan

Kesimpulan
Dengan teknologi IT yang digunakan oleh D-Cost melalui PDA maka D-Cost hanya dapat meminimumkan waktu idle time, sehingga konsumen tidak akan menunggu makanan yang dimasak terlalu lama; selain itu tidak ada kelebihan lain dibandingkan restoran lain.

Sumber:

http://en.wikipedia.org/wiki/Supply_chain_management
Electronic Commerce, Elias M.awad, hal 25.
Electronic Commerce and Supply Chain Management, Chan Kah Sing.

Tidak ada komentar: